"Allahu waliyyul ladziina Aamanuu yukhrijuhum minazh zhulumaati ilaan nuur" Al Baqarah : 257

RENUNGAN & DAKWAH ISLAM

''Man kharaja fi tholabil-ilmi fahuwa fi sabilillah hatta Yarji'a''
(barang siapa keluar dari rumah untuk mencari Ilmu, berarti Ia sedang di jalan Allah Azza Wa Jalla sampai pulang lagi kerumahnya)
Tentu saja itu-pun kalau niatnya baik....!

Kamis, 10 Maret 2011

"QUU ANFUSAKUM WA AHLIKUM NAROO....." Tengah ayat surat At Tahrim:6


Bismillah, Walhamdulillah
Salamun ‘alaikum bima shobartum, Masya Allah laa quwwata illa billah.
Salam sejahtera untuk saudara saudaraku di mana saja berada. Bermula dari pengalaman/peristiwa hidup sehari hari di tengah keluarga dengan berbagai macam kenikmatan, ujian dan cobaan, sehingga saya berbagi.
Segala Puji bagi Allah yang telah menurunkan berbagai macam kenikmatan kepada sekalian mahluk, termasuk kita di dalamnya. Yang dengan kenikmatan itu kita diperintah bersyukur kepada Allah SWT. Bunyi kalimatnya, “La insyarkartum la a’jidanakum, walaa inkarfatum inna ‘adzabi lasadiidyang artinya,”Barang siapa pandai bersyukur (atas nikmatNya) maka Allah tambah (dengan nikmat nikmat yang lain), dan barang siapa yang tidak bersyukur, sesungguhnya adzab Allah itu sangat pedih.”
Maka dari itu wahai saudara saudaraku, kita senantiasa sama bersyukur kepadaNya dengan mengucap “Alhamdulillah” Segala Puji bagi Allah. Dan selanjutnya bersyukur dengan perbuatan. Sehingga dengan itu kita senantiasa ingat kepadaNya,”Fadzkurunii adzkurkum, wasykurulii wa laa takfuruun” Ingatlah kepadaKu niscaya Aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu lupa “.
Betapa indahnya kalimat thoyyibah (Basmallah, Hamdallah, Shobar,Syukur,dst) sebagai alat dzikrullah, ingat Allah dengan ucapan kalam. Ternyata belumlah cukup untuk dapat keluar dari masalah masalah yang silih berganti datang dalam hidup sehari hari.Serta tidak mudah menyelesaikannya sehingga ini menjadi ujian dan cobaan yang berujung menjadi adzab dan siksa (kesulitan, kesusahan tiada akhir).
Kenapa dan mengapa demikian? Karna kita hidup tidak sendiri, ada keluarga dalam hal ini orang tua, istri, suami, anak cucu dan kerabat dekat. Yang satu sama lain saling terkait dalam hal kepentingan, keperluan dan kebutuhan mengisi kehidupan di tengah keluarga. Tentu harus terjalin kerjasama yang baik satu sama lain, dan mau berbuat baik. Kalau tidak maka yang terjadi adalah kemelut. Dari sinilah hati saya terketuk untuk berbagi pengalaman dalam peristiwa hidup yang penuh dengan kemelut  yang berkepanjangan (resah gelisah, tidak tenang, cape hati dan pikiran dll), padahal sholat, dzikir, wirid, munajat dan do’a senantiasa diperbuat. Ternyata itu baru saya perbuat sendiri, untuk diri sendiri. Berucap syukur sendiri, cari selamat sendiri. Memang hal tersebut memberi kenikmatan bagi diri sendiri di tengah tengah keluarga. Sementara yang lainnya belum mau di ajak untuk berbuat baik seperti  di atas. Sehingga mereka menjadi musuh di tengah tengah keluarga yang selalu menimbulkan masalah masalah.
Taufik Hidayah menyadarkan diri ini untuk berbuat dengan ketegasan ketegasan mengajak mereka merubah dari kebiasaan/perangai  jelek ke hal hal yang baik. Alhamdulillah dengan sedikit kesabaran dan pertolongan Allah SWT, terjadi perubahan yang menjadi kegembiraan. Untuk inipun Allah SWT yang Maha Kasih Sayang berkenan kepada kita dengan seruannya untuk dapat jalan keluar dari masalah masalah tersebut dengan firmanNya dalam surat At Tahriim ayat 6 yang artinya, “Hai orang orang beriman, peliharalah (selamatkanlah) dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu....(sampai akhir ayat)” Dengan ayat ini Dia memberi perintah kepada kita untuk memelihara atau menyelamatkan diri sendiri dan keluarga (anak istri/suami) dari api neraka (adzab dan siksa) yang bahan bakarnya adalah manusia (diri sendiri anak, istri/suami) dan batu (materi kebendaan, keperluan, kepentingan dan kebutuhan hidup dalam waktu jangka pendek, menengah, dan panjang). Dari uraian tersebut dapat memberi  makna bahwa, tiap tiap diri di tengah tengah keluarga harus/wajib untuk saling menyelamatkan dalam menjalankan amanah Allah dan RasulNya. Tentu dengan duduk bareng di waktu waktu luang, bermusyawarah untuk saling ingat mengingatkan dalam Haq dan sabar mengevaluasi diri masing masing dengan penyampaian yang lemah lembut tapi tegas dan mudah dimengerti serta dapat di terima. Dengan demikian sedikit demi sedikit, terjadi perubahan di dalamnya. Teriring firman Allah dalam Al Qur’an  Innallaha laa yughoiru maa bikaumin hatta yughoiru maa bianfusihim,”  sesungguhnya Allah tidak merubah nasib (keadaan) satu kaum(golongan) sampai mereka mau merubahnya.
Alhamdulillah dimulai dari diri sendiri, selanjutnya ke keluarga, mereka semua sedikit memberi kegembiraan. Dengan mengerti bahwa hidup ini adalah ibadah dan amanah. Dan sisi ibadahnya secara sederhana adalah hubungan kepada Allah sebagai muslim yaitu Sholat dengan di iringi dengan dzikir wirid munajat dan do’a. Untuk sisi amanahnya adalah hubungan antar manusia dengan cara sederhana pula yaitu suami dengan istri, istri dengan suami, suami istri dengan anak anak, anak anak dengan orang tuanya di dalam sebuah keluarga  dan  selanjutnya ke dunia luar, tentu di mulai dengan laku bicara yang baik. Untuk sekedar saling mengingatkan dalam kebaikan yang di amanahkan Allah dan RasulNya pada sebuah keluarga  di mulai dari kepala keluarga yaitu suami:
Amanah bagi suami terhadap keluarga.
Suami di tengah tengah keluarga adalah “Ar rizalu qowwamuuna ‘alan Nisa,-“kepala keluarga , pemimpin terhadap istri dan anak anak wajib tampil dihadapan/di tengah tengah mereka sebagai contoh yang baik. Wajib memberi belanja lahir, yaitu belanja harian, mingguan, bulanan, biaya pendidikan, transportasi dan keperluan lainnya. Adapun nafkah batin terhadap keluarga yaitu; ajak mereka semua beriman dan bertaqwa kepada Allah dan RasulNya. Dengan amar ma’ruf nahi munkar, kitab dan sunnah sebagai panduan dan pedomannya. Suami sebagai bapak dapat menjadi teman atau sahabat bagi istri, yang memberi hiburan, memberi nasehat nasehat yang baik, memotivasi untuk maju dan peningkatan dalam berbagai hal selain dari itu bapak juga dapat mengajarkan kedisiplinan di dalam dan di luar rumah terhadap anak istri, terutama disiplin mendidik anak  dalam belajar di sekolah/di rumah, disiplin terhadap lingkungan untuk tidak terpengaruh ke hal hal negatif. Tentu bagi bapak harus tegas dan berwibawa di hadapan anak istri, tapi dengan sikap yang tidak egois, tidak pemarah, tidak keras/kasar. Dalam hal ini sebagai bapak harus santun, sabar, dan dapat mendatangkan rasa aman bagi keluarga. Sebagai nakhoda  membawa bahtera rumah tangga berlayar mengarungi samudra kehidupan yang panjang dalam mewujudkan cita cita keluarga menuju pantai harapan “Sakinah, Mawaddah war Rahmah “ yaitu keluarga sehat, selamat dan sejahtera. Amin.
Tulisan pada point satu ini adalah harapan dan doa saya, semoga para suami Insya Allah dapat memperbuatnya.
Amanah bagi Istri terhadap keluarga:
Istri di tengah tengah keluarga adalah sebagai pendamping suami berkewajiban mengatur, merapikan, menata seisi rumah tangga dengan baik. Sikap seorang istri harus bakti, hormat, sopan santun dalam laku dan bicara, dapat memelihara diri, pengertian dan dapat menerima keadaan suami. Berusaha untuk tidak salah faham yang mengarah pada pertengkaran. Terbuka apabila ada masalah untuk diselesaikan dengan musyawarah. Membatasi keinginan keinginan yang belum dapat di jangkau dengan keuangan agar terhindar dari hutang piutang yang bermasalah (tutup lubang gali lubang). Dan menjauhkan diri dari maksiat kumpul bareng di lingkungan rumah dan tetangga menggosip atau hal hal negatif lainnya.
Selanjutnya berusaha mendidik  diri untuk untuk punya ketrampilan/keahlian yang bermanfaat di keluarga dan di organisasi kemasyarakatan yang di terima oleh semua pihak. Aktif dalam menghidupkan silaturahmi dengan mengadakan kegiatan kegiatan positif di lingkungan kerabat, handai taulan dan keluarga besar sehingga membawa angin segar dan kesejukan, kedamaian serta rasa aman.
Sebagai ibu berusaha menciptakan kerukunan, keharmonisan di rumah dan keluarga dengan jalinan tali kasih sayang terhadap suami dan anak anak. Seorang ibu melahirkan, menyusui, memelihara dan merawat serta membesarkan anak anaknya dan selanjutnya mendidik dan menyediakan sarana pendidikan sekolah umum, sekolah agama(membekali ilmu yang bermanfaat), agar mereka mencapai cita citanya sukses dan berhasil sampai menjadi anak anak yang sholeh dan sholihaat dengan iman dan taqwa.
Ibu harus lincah, gesit, trampil dan pandai serta dapat mengatur  waktu, dari bangun tidur (sebelum shubuh) sampai dengan waktu tidur lagi jam 21.00-22.00. Dan dapat mengatur waktu makan, belajar, tidur, dan main anak anak.
Dengan tetangga pun terjalin hubungan baik dan dapat memuliakan tamu, yaitu tamu suami, tamu dari keluarga kedua belah pihak atau lainnya.
Insya Allah seorang wanita yang demikian akan di hormati/disegani keluarga dan di mintai pendapat saran dan nasihatnya. Dengan demikian sebagai ibu, istri dan ratu di tengah tengah keluarga Insya Allah menikmati kalam yang di sabdakan Nabi Muhammad Saw, “ Adduniya mataa’un wa khoiro mata’ihal mar’atus sholihah” Perhiasan dunia, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita (istri) yang sholeh.  Sebagai perhiasan bagi suami dan keluarga di rumah tangga, nikmat dalam pandangan suami, akan keindahan rumah tangganya, sehingga do’a bagi keduanya “ Robbana hablana min ajwazina  wa min dzurriyyatina qurrota’a’yuni waj’alna lil muttqina imama.” Amin.
Tulisan pada point satu ini adalah harapan dan doa saya, semoga para Ibu/Istri Insya Allah dapat memperbuatnya.
Anak sebagai amanah
Anak, sejak dari alam rencana dan alam dambaan cinta kasih sayang sampai di alam rahim ibu kemudian dengan izin Allah SWT dilahirkan selamat. Betapa senangnya kedua ibu bapakny terhadap si buah hati laki laki atau perempuan. Dibuai di asuh dan di manjakan karna lucu dan sebagainya. Kemudian dari satu datang lagi anak berikutnya dua, tiga dan seterusnya. Maka mereka di sebut anak anak yang di amanatkan Allah dan RasulNya.
Seiring waktu berjalan anak anak tersebut beranjak besar. Kemudian Allah bertanya kepada keduanya (ibu bapak), terhadap anak anak yang di amanatkan itu, mau dijadikan apa anak anakmu?  Yahudi, Nashoro, Majusi dan menjadi musuh bagimu di kemudian hari? Tentu jiwa keimanan ibu bapaknya menjawab, hamba berusaha anak anak menjadi anak anak sholeh dan sholihat dengan berharap dan do mohon petunjuk, pengaturan dan pertolongan Allah SWT.
Pengaruh kehidupan sosial ekonomi sekarang ini sangatlah berat di hadapi oleh masyarakat, khususnya kaum ibu. Keuangan dari hasil kerja/usaha tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari hari. Sedangkan anak anak harus sekolah, jajan, harus di berikan makanan bergizi, sarana bermain pun cukup mahal, melihat sarana permainan tradisional sudah di tinggalkan beralih ke permainan modern yaitu game online, PS, yang marak belakangan ini. Sehingga anak anak Sd, SMP,SMA sampai yang dewasa pun lupa diri, lupa waktu duduk di depan computer atau pegang HP Online di jejaring sosial. Sehingga waktu sekolah dan belajar terabaikan bahkan tidurpun jauh malam akibatnya anak anak terlambat bangun dan telat masuk sekolah. Bahkan sering bolos. Akibat berikutnya adalah kemalasan. Malas belajar, malas sekolah, malas mandi dll. Yang dewasa juga malas usaha/kerja, karna waktunya tidak normal lagi, siang jadi malam untuk tidur, dan malam jadi siang dengan aktifitas yang tidak berguna. Kasus seperti inilah yang banyak di keluh kan para istri yang suaminya begadang main game dan online di jejaring sosial. Kalau sudah begitu kiat apa untuk mengatasi hal hal tersebut. Tentu bagi orang tua harus bijaksana dengan ketegasan ketegasan untuk mengajak anak anaknya dari yang masih duduk  di sekolah dasar sampai perguruan tinggi atau anak anak yang putus kuliah dan belum bekerja atau mereka yang sudah beristri tapi  masih bergantung pada orang tua, dan masih merepotkan yang lain.
Saya tuangkan tulisan ini sebagai pengalaman pribadi yang kurun waktunya sangat panjang untuk merubahnya dari  diri sendiri, anak anak dan keluarga serta yang lain lain. Dengan kesadaran beragama  terbetik di hati sebuah kalimat “ saya bersama anak anak harus baik dan harus selamat” Alhamdulillah berkat semangat dan kemauan serta hidayahNya perlahan lahan perubahan perubahan itu terjadi di tengah tengah keluarga dan sementara ini mereka selamat dalam pendidikannya  yang artinya waktu waktu belajar di sekolah maupun di rumah serta kuliahnya kembali normal dan selamat juga dari pengaruh lingkungan dan pergaulan negatif. Kembali  saya tuangkan melalui  tulisan ini untuk berbagi kepada saudara saudaraku  di mana saja berada. Kiranya kiat sederhana ini bermanfaat  untuk mengajak seluruh keluarga selamat dalam perjalanan hidupnya di  hari hari mendatang.
 Sehubungan dengan semua yang tertulis di atas maka kesimpulannya adalah “Kiat sederhana mencapai keluarga S3 (Sehat Selamat sejahtera).
I.Suami/ Bapak
1.       Suami /bapak adalah pemimpin dan contoh yang baik bagi anak dan istri serta keluarga.
2.       Tanggung jawab dalam memberi nafkah lahir dengan semangat kerja/usaha untuk meraih rejeki harian mingguan bulanan dan tahunan serta biaya pendidikan, kesehatan. Insya Allah suami/bapak punya tabungan,deposito dan investasi guna keperluan jangka pendek menengah dan jangka panjang. Adapun nafkah batinnya dapat memberi kegembiraan dan hiburan yang menyenangkan, dan ajak mereka beribadah dengan iman dan taqwa serta taat pada Allah dan Rasulnya.
3.       Kemudian jadi pelindung, pembimbing, penuntun yang dapat memberi rasa aman tentram dan damai.
4.       Tidak jadi momok yang menakutkan dengan sikap keras, kasar, egois sehingga suami/bapak di anggap musuh dalam keluarga.
5.       Dapat menjadi teman yang baik bagi istri dan sahabat bagi anak anak.
6.       Santun, kasih sayang tapi tegas dan wibawa dalam laku dan bicara.
7.       Dapat menanamkan kedisiplinan di tengah keluarga dalam bergaul dimana saja menurut ruang waktu dan keadaan agar tidak jadi salah yang berakibat kerugian.
8.       Ajak mereka duduk bareng di  waktu waktu luang dan hari libur berekreasi bertamasya di rumah dengan musyawarah dan canda ria sambil mengevaluasi diri dalam memperbaiki yang kurang dan yang salah.
9.       Senantiasa berdoa “Robbana hablana min adzwajina wa min dzurriyyatina qurrota’a,yunin waj’alna lil muttaqina imama”. Pimpin mereka untuk taqwa.
10.   Suami/bapak untuk anak dan istri serta keluarga, maka tampil di antara mereka jadi yang terbaik KHUNTUM KHOIRU UMMAH sampai dengan akhir hayat. Insya Allah ada kemudahan dalam meraih kemenangan dan keberuntungan.
11.   Jangan membuat konflik/kesalahan yang merugikan perasaan mereka yang berujung terjadinya keributan dan pertengkaran, tentu kejadian itu membuat rumah tangga tidak sehat lagi .
12.   Bapak harus dapat mengatur waktu bagi dirinya dan anak anaknya. Juga dapat mengarahkan di kala bermain duduk di depan komputer ke arah hal hal positif sebagai ilmu pengetahuan.
II. Istri/ibu
1.       Pendamping suami mengatur, merapihkan, memelihara  rumah tangga.
2.       Melepas dan menyambut mesra kepergian dan kembalinya suami ke garis/dari tempat kerja/usaha.
3.       Duduk santai dengan senyum manis dan menghibur kelelahan suami setelah seharian tugas kerja/usaha.
4.       Menjadi teman curhat suami baik itu kegembiraan, kemudahan ataupun kesulitan dalam tugas kerja/usaha.
5.       Tidak menyerahkan tugas kepada yang lain dikala melayani suami misalnya menyediakan handuk mandi, pakaian, menemani makan dan minum serta hal hal yang lainnya.
6.       Dapat menjaga/memegang rahasia kekurangan suami.
7.       Berusaha menahan diri untuk tidak membuat masalah dengan renternir, kreditan, hutang tanpa izin dan sepengetahuan suami.
8.       Isi kekosongan waktu dengan :
o   Meningkatkan ibadah dalam mendekatkan diri kepada Allah.
o   Ikut pengajian /majelis Ta’lim untuk menambah ilmu agama.
o   Baca Al Quran dan terjemahanannya, dan latihan membaca huruf/ayat ayat Al Quran     dengan benar lewat panduan guru.
o   Baca kitab kita Hadits dan pelajaran agama guna meningkatkan iman taqwa.
o   Gemar membaca buku buku untuk menambah wawasan.
o   Kursus ketrampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga.
o   Memberi kegembiraan bagi diri sendiri dengan hal hal yang positif dst.
9.       Mau mambantu menambah pendapatan suami apabila ada kesempatan yang baik dan tidak      memaksakan kehendak.
10.   Berusaha sebaik mungkin mengatur waktu bagi keluarga khususnya untuk anak anak pagi  siang dan malam secara rutin hingga mereka terbiasa.
11.   Berusaha Ibu/bapak terbiasa bangun tidurnya sebelum adzan Shubuh “ Dua raka’at sebelum sholat Fajar adalah lebih baik dari dunia dan seisinya, dan Shubuh itu di saksikan malaikat” Insya Allah.
12.   Ba’da Shubuh olah raga kecil di sekitar rumah untuk kesehatan
13.   Persiapan sarapan pagi bagi semuanya adalah menjaga pencernaan untuk tetap sehat. Sehingga tidak sakit kepala di siang hari karna asam lambung berlebih.
14.   Belanja pagi hari untuk persiapan siang dan malam. Insya Allah, rejekinya tersedia

III. Anak
1.       Anak anak dalam pengawasan orang tua, dibina , dibimbing , dituntun dan di arahkan tumbuh kembang dan kemajuannya. Pagi hari mandi/dimandikan, di pakaikan seragam sekolah lengkap dengan perlengkapan sekolah yang sudah di siapkan sejak malamnyaBerangkat dengan di antar/sendiri ke sekolah, dan tetap terkontrol oleh orangtua (ibu) aman dan terkendali serta bekali dan iringi dengan do’a belajar untuk jadi pandai.
2.       Sambut dengan senyum yang menghibur, tegur sapa yang lemah lembut sekembalinya anak anak dari sekolah, koreksi pelajaran dan nilainya.
3.       Biarkan istirahat sejenak kemudian di suruh mandi selanjutnya ajak makan siang di dahului doa dan bersyukur sesudahnya. Arahkan untuk sholat dzuhur.
4.       Kemudian belajar, mengerjakan tugas/P.R, berikan les tambahan dari pelajaran pelajaran yang kurang.
5.       Arahkan istirahat dengan tidur siang, agar tubuhnya terjaga, tetap sehat. Setelahnya ajak sholat ashar.
6.       Berikan waktu bermainnya, dan awasi pergaulannya serta di batasi sampai menjelang sore.
7.       Persiapan sholat Magrib berjamaah. Kemudian ajak makan malam. Selanjutnya isi sebelum sholat isya untuk mengaji sampai datang waktu isya.
8.       Sholat Isya berjamaah.
9.       Belajar untuk persiapan sekolah esok hari.
10.   Menjelang jam 21.30 semua anak anak sudah di dalam rumah.
11.   Semua alat permainan, computer dan televisi di matikan untuk persiapan tidur cepat dengan di iringi doa dan membaca surat surat pendek dari Al Quran sebagai pengantar tidur.
Tulisan ini adalah harapan dan doa saya dalam berbagi pengalaman kepada saudara saudaraku. Karna hal ini banyak terjadi  di tengah keluarga pada umumnya. Kalaupun terjadi perubahan di tengah keluarga saya, geraknya sedikit dan perlahan sekali. Namun hati ini yakin bahwa Allah SWT memberi  petunjukNya, dan mengaturNya serta menolongNya bagi hamba hambaNya yang mau. Dan sebagai penutup saya berdoa :
Allahumma Ya Allah, berikanlah kepada kami petunjuk pengaturan dan kesanggupan serta kekuatan yang menolong  ( rejekinya ) dari sisi Engkau. Untuk kami dapat memperbuat dan melaksanakan.
Wassalam
ERK DEWI HAMIDAH IBRAHIM







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman